Minggu, 11 November 2012

Foto OSIS 2012-2013

Foto-foto OSIS 2012-2013

SMP Santa Maria Surabaya





Pojok Siswa


Sebenarnya, Mengapa Kita Bersekolah?

                Sekolah. Bagi kita kaum pelajar, kata itu pasti muncul setiap hari. Tak peduli itu hari biasa atau hari libur, tak pernah kita bisa melupakan masalah sekolah. Sekolah memang dipenuhi hal-hal menyenangkan yang pantas diingat, seperti kebersamaan kita dengan teman-teman, makanan yang enak di kantin, atau bahkan aura di sekolah itu sendiri. Tak jarang juga, kita justru mengingat hal-hal menyusahkan tentang sekolah; tugas-tugas yang menumpuk, guru-guru yang tak sejalan dan membosankan, atau mungkin perselisihan dengan teman sekolah.

Kalau begitu, sebenarnya, mengapa kita pergi ke sekolah?

                Coba saja pikirkan. Bila memang ingin, kita bisa dengan mudah membolos dari sekolah dan terhindar dari berbagai tugas yang berat itu. Namun, setiap pagi, kita tetap saja melangkahkan kaki kita keluar rumah dan menuju ke sekolah. Apakah ini karena kebiasaan? Atau karena rasa takut dan sungkan kita pada orang tua yang telah merawat kita hingga sekarang? Ataukah karena kita memang ingin pergi ke sekolah dan menikmatinya, dengan segala tanjakan dan turunannya?  Pikirkan lagi, mengapa kita pergi ke sekolah?
                Bagi saya, memang saya dapat dengan mudah membolos hingga berkali-kali. Namun hingga sekarang, saya tetap ingin pergi ke sekolah, meski saya tahu bahwa akan ada banyak kejadian di sekolah yang tidak menyenangkan. Saya pun mulai bertanya-tanya, mengapa saya tetap masuk sekolah?
                Ketika saya sakit dan tak bisa masuk sekolah beberapa hari, saya mulai memikirkan ini. Untuk masalah tugas, saya bisa bertanya pada teman. Bila masuk pun, belum tentu ilmu dan kemampuan saya bertambah. Bukankah lebih enak berada di rumah? Atau mengikuti homeschooling yang tak seberapa berat? Saya bisa tidak perlu menghadapi ulangan mendadak, atau kemarahan dan omelan guru yang terkadang tidak bisa dimengerti, atau juga perselisihan dengan teman-teman.  Bukankah kehidupan yang kita tunjukkan di sekolah tidak jarang merupakan gambaran yang kita ciptakan dan bukan diri kita sesungguhnya? Namun, mengapa saya tetap ingin masuk sekolah?
                Mungkinkah ini agar saya bisa bertemu teman-teman dan sahabat? Atau agar saya bisa merasakan masa-masa SMP seperti anak lain? Atau agar hidup saya tak menjadi hampa dan membosankan tanpa adanya pencobaan berarti? Namun ini tidak menjawab pertanyaannya: mengapa saya tetap ingin pergi ke sekolah hingga saat ini?
                Saya yakin setiap kita memiliki jawaban yang berbeda-beda. Mungkin ada yang pergi ke sekolah hanya karena disuruh dan takut dihukum jika tak menuruti. Mungkin ada yang masuk sekolah untuk bertemu dan bersenang-senang dengan teman-temannya. Mungkin ada yang kesepian karena tak ada seorang pun di rumahnya. Mungkin juga karena ingin menambah ilmu bersama teman dan guru. Mungkin ada juga yang berusaha sekeras mungkin belajar dan beradaptasi di sekolah agar mendapat pujian dan dapat membanggakan. Tetapi, mengapa saya tetap melakukannya?
                Bagi saya pribadi saat ini, saya tetap pergi ke sekolah karena ego saya. Saya tidak bisa tahan bila ada yang berdiri di depan saya, bahwa banyak sekali orang telah melaluinya dan tak menyerah hingga dapat meraih sukses, namun saya dengan mudahnya membuang kesempatan itu. Tidakkah sekolah itu menyenangkan? Ada yang menjawab iya dan ada yang tidak. Itu semua tergantung cara pandang kita terhadap dunia, dimulai dari lingkup sekolah yang kita jalani tiap hari. Bagi saya, sekolah penuh dengan tantangan. Bagaimana saya menantang diri saya sendiri untuk dapat mengakui orang di atas, untuk dapat menahan diri mendebat perkataan guru yang tidak sesuai dengan saya, untuk dapat menyelesaikan segalanya dengan memuaskan sehingga saya sendiri puas. Sebuah novel pernah menuliskan: “Hate not, Fear not”. Apapun yang terjadi di sekolah, jangan takut untuk terus melangkah ke masa depan. Apapun yang terjadi di sekolah, jangan pernah merasa benci pada orang-orang di dalamnya. Sama seperti kita yang juga tak sempurna, anggota sekolah kita juga memang tak sempurna. Meski itu fakta yang sulit diterima, namun itulah kenyataan yang sebenar-benarnya, bahwa sesungguhnya tidak ada dari kita yang bisa melakukan segala hal. Seorang pengarang lain pernah mengatakan: “Tidak ada waktu mangharapkan hal-hal yang tidak kita miliki. Kita cuma bisa mencari jalan terbaik untuk bertarung sesuai kemampuan yang kita miliki, untuk seumur hidup kita”.
                Jadi bagi saya, meski ada dinding yang tak dapat saya tembus, meski ada penghalang yang tak bisa saya lalui, saya akan tetap berusaha sebaik mungkin untuk seumur hidup saya. Umur manusia yang pendek ini ingin saya maksimalkan agar tak ada sesal di kemudian hari. Dan saya menemukan bahwa sekolah bisa memberikan saya tempat untuk itu. Di sekolah saya bisa mengalami berbagai pengalaman baru yang tak pernah saya rasakan atau ketahui sebelumnya. Di SMP Santa Maria Surabaya ini, saya menemukan inspirasi hidup yang tak pernah saya pikirkan sebelumnya. Meski melelahkan, meski harus mengorbankan banyak hal, meski terasa sakit yang tak terelakkan, sekolah telah membuat saya berkembang sejauh ini. Pengalaman yang pahit bisa membuat orang menjadi makin kuat dalam menghadapi hidupnya, hingga ia puas dengan apa yang telah bisa dilakukannya.

Sekarang, apa alasamu pergi ke sekolah?

Pojok Guru

Profil Guru


PROFIL GURU
SMP SANTA MARIA SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2012-2013

1.       Suster Magdalena Lian, OSU, M.Pd. : Kepala Sekolah
2.       Dra. Regina Aso Bao : Guru IPS
3.       Dra. Margaretha Sri Rahayu : Guru Biologi
4.       Dra. Agnes Niken Pusporini : Guru Ketrampilan Elektronika
5.       Dra. Bernadetha Tay Meno : Guru Bahasa Indonesia
6.       Supadiah Hananta, BA. : Guru Fisika
7.       Ken Marhaeni, S.Pd. : Guru Bahasa Inggris
8.       Theresia Nunik Dwi Hartanti, S.Pd. : Guru BK
9.       Martha Sawitri Handayani, S.Pd. : Guru Matematika
10.   Maria Kristina Widyasrini, S.Pd. : Guru Agama
11.   Yuliana Ratna Indarti, S.Pd. : Guru IPS
12.   Ignatius Suhari, S.Pd. : Guru Bahasa Indonesia
13.   Martinus Ekonugroho, S.S. : Guru PKn
14.   Ignatius Heri Kristiono, S.Pd. : Guru Matematika
15.   Atik Dyah Meirawati Rejeki, S.Pd. : Guru Fisika
16.   Vinsensius Kusnu Widodo, S.Pd. : Guru Penjas
17.   Benediktus Kusdinarto, S.S., S.Pd. : Guru BK
18.   Lucia Dewi Nusantara, S.Pd. : Guru Biologi
19.   Agusta Entin Friari, S.Psi. : Guru BK
20.   Ratna Dewi, S.Pd. : Guru Penjas
21.   L. Yakobus Weruin, S.Pd. : Guru Seni Musik
22.   Yohanes Wahyu Agung Widodo, S.Pd. : Guru Matematika
23.   Suriya Atmaja Hanun, S.E., S.Kom. : Guru TIK
24.   Christine Bertha Hehakaya, S.Pd. : Guru Ketrampilan Tata Boga-Busana
25.   Maria Darmajani : Guru Seni Tari
26.   Leonardus Purnawan Wicaksono, S.Sn. : Guru Seni Karawitan
27.   Maria Agatha Dinda : Guru Bahasa Inggris
28.   Kristanti : Guru Keterampilan Tata Boga-Busana
29.   Bu Ita : Guru Bahasa Indonesia

Rabu, 07 November 2012

Galeri Foto


GALERI FOTO 
SMP SANTA MARIA SURABAYA

Suasana upacara Hardiknas 2012


Suasana Final Party JRBL 2012 : Sanmar vs Vita

Upacara penerimaan siswa baru (MOPDB)

Ayo, SKJ bersama!

Lab. Komputer


Berita Terkini


BERITA TERKINI 
SMP SANTA MARIA SURABAYA

            SMP Santa Maria Surabaya terus mengajukan berbagai acara yang beragam. Setelah beberapa saat lalu ada event JRBL yang menghebohkan, sekarang ini SMP Santa Maria Surabaya sedang bersiap menyambut Hari Pahlawan yang akan jatuh pada tanggal 10 November 2012 (10/11/12). Para siswa pun sudah diberi edaran yang menyatakan bahwa pada tanggal 9-10 November, siswa-siswi diminta mengenakan pakaian ala pejuang. Sekolah pun sangat mendukung dan bahkan menyetel lagu nasional Indonesia setiap hari ketika istirahat.
            Berita lainnya datang dari perayaan Natal. Tahun ini, SMP Santa Maria Surabaya mengumpulkan aksi natal berupa barang-barang kebutuhan sehari-hari dalam jumlah bebas, namun teratur. Bedanya, hanya kelas 7 dan 9 yang aksi natalnya sama, sedangkan kelas 8 mengurus sendiri aksi natal jenjangnya. Meski banyak menuai protes dari siswa, akhirnya aksi natal ini berjalan dengan cukup lancar.
            Selain itu, ada kabar bahwa pada akhir bulan Januari 2013, SMP Santa Maria Surabaya akan mengadakan lomba keroncong tingkat SD dan SMP se-Jawa Timur! Meski tuan rumah tak boleh ikut lomba, anggota keroncong tetap semangat latihan agar tampil maksimal ketika mengisi acara nanti.

Fasilitas


FASILITAS 
SMP SANTA MARIA SURABAYA

            Sebagai sebuah sekolah di perkotaan, SMP Santa Maria Surabaya memiliki berbagai fasilitas yang digunakan untuk menunjang pelajaran para siswanya. Saat ini, komplek SMP menempati gedung yang sama dengan SMA Santa Maria Surabaya. Wilayah SMP meliputi seluruh lantai 1 kecuali beberapa daerah yang adalah milik SMA, serta beberapa laboratorium di lantai 2. Selain itu, ada juga aula di lantai 4 yang boleh dipinjam oleh baik SMP maupun SMA.
            SMP Santa Maria Surabaya memiliki total 15 kelas, berurutan dari kelas 7A di bagian paling selatan, terus ke utara dan bercabang hingga kelas 9E di bagian timur sendiri. Setiap kelas dilengkapi dengan meja dan kursi sesuai jumlah siswa, atau bahkan lebih. Sebuah meja guru terletak di pojok kanan depan kelas, dan juga ada sebuah lemari kecil untuk menyimpan data kelas di sampingnya. Papan tulis berupa whiteboard beserta perlengkapannya seperti spidol dan penghapus papan tulis telah disediakan dan dapat ditukarkan bila habis. Setiap kelas selain dilengkapi AC (air conditioner) juga telah dilengkapi dengan layar proyektor dan LCD proyektor masing-masing. Sebuah bendera Merah Putih Indonesia pun senantiasa berkibar di ujung ruangan.
            SMP Santa Maria Surabaya pun memilih guru-guru yang berkualitas untuk mengajar peserta didiknya. Sebuah ruang guru yang nyaman telah disediakan bagi para guru, terkecuali tiga wakasek yang memiliki ruangan masing-masing serta tiga guru BK yang memiliki sebuah ruangan tersendiri. Kepala sekolah pun memiliki ruangan tersendiri di bagian tenggara. Ada juga ruang tata usaha di samping ruang guru.
            Untuk menunjang pembelajaran siswa, ada cukup banyak ruangan yang khusus digunakan dalam mata pelajaran tertentu. Pelajaran Karawitan, Tari, Biologi, Fisika, Bahasa Inggris, Seni Musik, Komputer (T.I.K.), Tata boga-busana, serta Elektro adalah beberapa pelajaran yang memiliki ruangan tersendiri, lengkap dengan segala kebutuhan yang diperlukan siswa dalam pelajaran tersebut. Untuk pelajaran olahraga dan senam pagi yang diadakan setiap Sabtu, lapangan tersedia di bagian samping belakang sekolah. Selain itu, untuk membina murid yang bermasalah, telah dibangun ruang BP baru. Perpustakaan serta kantin juga telah disediakan, lengkap dengan buku-buku terbaik dan makanan-makanan sehat. Siswa pun bisa menggunakan fasilitas fotokopi dan printer di perpustakaan. Selain itu, ada juga fasilitas WiFi yang bisa digunakan siswa.
            Tersedia juga berbagai macam ekstrakurikuler yang dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan hobi siswa serta telah diberi fasilitas yang cukup lengkap, seperti DuLink (Duta Lingkungan), MIPA, Band, Tennis meja, dan masih banyak lagi.

Visi dan Misi


VISI dan MISI 
SMP SANTA MARIA SURABAYA

Visi:
Komunitas pembelajar yang kritis, kreatif, dan inovatif, serta mampu mengintegrasikan ilmu, iman, dan nilai-nilai kemanusiaan seturut semangat Santa Angela.

Misi:
*    Sebagai lembaga pendidikan (institute of education), sekolah Ursulin menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan terpadu, menyiapkan peserta didik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan siap bermasyarakat.
*    Sebagai komunitas pembelajar (community of learning), sekolah Ursulin mengembangkan potensi dan keterampilan secara kritis, kreatif, dan inovatif.
*    Sebagai sekolah katolik (catholic school), sekolah Ursulin menanamkan semangat Santa Angela pada setiap pribadi agar mampu mengintegrasikan ilmu, iman, dan nilai-nilai kemanusiaan untuk menjawab tantangan zaman dan mewujudnyatakan SERVIAM dalam kehidupan sehari-hari.
*    Sebagai sekolah Ursulin Indonesia (Ursuline School in Indonesia), sekolah Ursulin menanamkan kecintaan pada budaya, bangsa, dan tanah air Indonesia, dengan menghargai pluralitas budaya dan agama, serta membangun kepedulian terhadap sesama dan alam ciptaan.
*    Sebagai bagian dari Ursulin Internasional (International Ursuline), sekolah Ursulin Indonesia meningkatkan kerjasama dengan alumni dan sekolah-sekolah Ursulin, baik di Indonesia maupun di tingkat internasional, khususnya di Asia Pasifik.

Profil


PROFIL 
SMP SANTA MARIA SURABAYA

SMP Santa Maria Surabaya
Alamat : Jl. Raya Darmo No. 49, Kecamatan Tegalsari, Kelurahan Dr. Soetomo,
                Surabaya (60265)
 Telp: (031) 5677890, 5684408
 Fax: (031) 5667840
NSS : 204056003018
NPSN : 20532492
Status : Swasta
Akreditasi : A
Kepala Sekolah 2012-2013 : Sr. Magdalena Lian, OSU, M.Pd.
Yayasan : Paratha Bakti
Sejarah :
Sejarah SMP Santa Maria Surabaya dimulai dari kedatangan 5 Suster Ursulin ke  Surabaya atas permintaan Pastoor Van dn Elsen, SJ, pada tanggal 14 Oktober 1863. Suster-suster Ursulin pada awalnya membangun komunitas di Kepanjen, berupa Sekolah Dasar (1863), Sekolah Ketermapilan Putri (1874), Sekolah TK (1877), dan Sekolah Pendidikan Guru (1880). Sekolah ini awalnya didirikan hanya untuk murid-murid berkebangsaan Belanda. Seiring dengan terjadinya perluasan kota (menuju ke arah Selatan Surabaya), maka biara Ursulin Kepanjen mendirikan fillialnya di Jalan Kupang (sekarang bernama Jalan Raya Darmo).  Pembangunan gedung dimulai tgl. 27 Februari 1920 dan berakhir pada tahun 1924. Selain biara, didirikan pula sekolah-sekolah secara bertahap untuk menyediakan sekolah menengah dan kejuruan yang bermutu (dengan Kurikulum Belanda). Pembangunan sekolah dimulai dari HBS kelas 1 pada bulan Juli 1920, menyusul sekolah-sekolah lainnya pada tgl. 26 Juni 1922. Di sekolah ini anak perempuan Eropa, anak perempuan pribumi kalangan atas dan anak-anak perempuan  Indonesia dididik. Pada tgl. 10 Maret 1942 Surabaya diduduki tentara Jepang. Sebagai perintah dari pembesar Jepang, maka pada permulaan tahun 1943 semua sekolah harus ditutup, termasuk sekolah di Jalan Kupang ini. Para suster Belanda ditahan di kamp tahanan, sedangkan 4 suster lainnya diungsikan ke pastoran, Rumah Sakit dan Panti Asuhan sambil bertugas mengawasi dan merawat sebisanya biara di Jalan Kupang.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 (kemerdekaan Indonesia), para suster yang ditahan dibebaskan dan mereka kembali ke Jalan Kupang pada tanggal 3 Oktober 1945. Namun karena situasi belum aman (menghadapi tentara Inggris yang datang ke Surabaya), maka tidak berapa lama kemudian para suster diungsikan kembali ke Singapura. Duta besar dari Swiss dan beberapa pemuda meminta agar suster-suster Ursulin Kupang secara sementara meminjamkan tempatnya untuk Tentara Indonesia yang akan digunakan sebagai basis para pemuda sekaligus tempat peristirahatan anggota-anggota pasukan BKR (Badan Keamanan Rakyat) Pelajar Staf I. Juga sebagai tempat pembentukan BKR pelajar di bawah pimpinan mas Iswan (TRIP).
Para biarawati baru kembali lagi dari pengungsian pada tanggal 6 April 1946 ke Biara Kupang. Namun ternyata bangunan benar-benar dalam kondisi memprihatinkan, rusak berat dan tidak terawat. Renovasi dilakukan tahap demi tahap. Sekolah-sekolah yang sudah ditutup dibuka kembali. Largere School (SD) dibuka kembali pada akhir April 1946 dengan jumlah 143 murid. Kemudian pada tanggal 1 Agustus 1948 SMP Santa Maria resmi dibuka. SMP Santa Maria merupakan pioneer yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar (sebelumnya adalah bahasa Belanda). Sesudah kemerdekaan, maka sekolah di Kupang (Darmo) bisa diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Meski awalnya hanya diperuntukkan bagi siswa putri, SMP Santa Maria Surabaya akhirnya menerima siswa putra juga pada tahun 1976. Pada tahun 1951, SMP Santa Maria mengikuti Ujian Negeri yang diselenggarakan untuk pertama kalinya oleh Pemerintah di seluruh Indonesia. Pada tanggal 9 Mei 1952, SMP Santa Maria kembali mengikuti Ujian  Negeri yang kedua, dengan jumlah kelulusan mencapai 75%. Suatu prestasi yang sudah cukup baik pada masa itu. Prestasi SMP Santa Maria semakin dibanggakan baik secara akademik maupun non akademik. Salah satunya adalah pada tahun 1968, SMP dan SMA Santa Maria membentuk kelompok Drumband yang bisa berkiprah sampai tingkat nasional.
Pada tanggal 7 September 1985, setelah melalui proses akreditasi, SMP Santa Maria mendapat status DISAMAKAN. Sampai saat ini SMP Santa Maria dapat mempertahankan status tersebut dengan TERAKREDITASI A.