Minggu, 11 November 2012
Pojok Siswa
Sebenarnya, Mengapa Kita Bersekolah?
Sekolah.
Bagi kita kaum pelajar, kata itu pasti muncul setiap hari. Tak peduli itu hari
biasa atau hari libur, tak pernah kita bisa melupakan masalah sekolah. Sekolah
memang dipenuhi hal-hal menyenangkan yang pantas diingat, seperti kebersamaan
kita dengan teman-teman, makanan yang enak di kantin, atau bahkan aura di
sekolah itu sendiri. Tak jarang juga, kita justru mengingat hal-hal menyusahkan
tentang sekolah; tugas-tugas yang menumpuk, guru-guru yang tak sejalan dan
membosankan, atau mungkin perselisihan dengan teman sekolah.
Kalau begitu, sebenarnya, mengapa kita
pergi ke sekolah?
Coba
saja pikirkan. Bila memang ingin, kita bisa dengan mudah membolos dari sekolah
dan terhindar dari berbagai tugas yang berat itu. Namun, setiap pagi, kita
tetap saja melangkahkan kaki kita keluar rumah dan menuju ke sekolah. Apakah
ini karena kebiasaan? Atau karena rasa takut dan sungkan kita pada orang tua
yang telah merawat kita hingga sekarang? Ataukah karena kita memang ingin pergi
ke sekolah dan menikmatinya, dengan segala tanjakan dan turunannya? Pikirkan lagi, mengapa kita pergi ke sekolah?
Bagi
saya, memang saya dapat dengan mudah membolos hingga berkali-kali. Namun hingga
sekarang, saya tetap ingin pergi ke sekolah, meski saya tahu bahwa akan ada
banyak kejadian di sekolah yang tidak menyenangkan. Saya pun mulai
bertanya-tanya, mengapa saya tetap masuk sekolah?
Ketika
saya sakit dan tak bisa masuk sekolah beberapa hari, saya mulai memikirkan ini.
Untuk masalah tugas, saya bisa bertanya pada teman. Bila masuk pun, belum tentu
ilmu dan kemampuan saya bertambah. Bukankah lebih enak berada di rumah? Atau
mengikuti homeschooling yang tak
seberapa berat? Saya bisa tidak perlu menghadapi ulangan mendadak, atau
kemarahan dan omelan guru yang terkadang tidak bisa dimengerti, atau juga
perselisihan dengan teman-teman.
Bukankah kehidupan yang kita tunjukkan di sekolah tidak jarang merupakan
gambaran yang kita ciptakan dan bukan diri kita sesungguhnya? Namun, mengapa
saya tetap ingin masuk sekolah?
Mungkinkah
ini agar saya bisa bertemu teman-teman dan sahabat? Atau agar saya bisa
merasakan masa-masa SMP seperti anak lain? Atau agar hidup saya tak menjadi
hampa dan membosankan tanpa adanya pencobaan berarti? Namun ini tidak menjawab
pertanyaannya: mengapa saya tetap ingin pergi ke sekolah hingga saat ini?
Saya
yakin setiap kita memiliki jawaban yang berbeda-beda. Mungkin ada yang pergi ke
sekolah hanya karena disuruh dan takut dihukum jika tak menuruti. Mungkin ada
yang masuk sekolah untuk bertemu dan bersenang-senang dengan teman-temannya.
Mungkin ada yang kesepian karena tak ada seorang pun di rumahnya. Mungkin juga
karena ingin menambah ilmu bersama teman dan guru. Mungkin ada juga yang
berusaha sekeras mungkin belajar dan beradaptasi di sekolah agar mendapat
pujian dan dapat membanggakan. Tetapi, mengapa saya tetap melakukannya?
Bagi
saya pribadi saat ini, saya tetap pergi ke sekolah karena ego saya. Saya tidak
bisa tahan bila ada yang berdiri di depan saya, bahwa banyak sekali orang telah
melaluinya dan tak menyerah hingga dapat meraih sukses, namun saya dengan
mudahnya membuang kesempatan itu. Tidakkah sekolah itu menyenangkan? Ada yang
menjawab iya dan ada yang tidak. Itu semua tergantung cara pandang kita
terhadap dunia, dimulai dari lingkup sekolah yang kita jalani tiap hari. Bagi
saya, sekolah penuh dengan tantangan. Bagaimana saya menantang diri saya
sendiri untuk dapat mengakui orang di atas, untuk dapat menahan diri mendebat
perkataan guru yang tidak sesuai dengan saya, untuk dapat menyelesaikan
segalanya dengan memuaskan sehingga saya sendiri puas. Sebuah novel pernah
menuliskan: “Hate not, Fear not”. Apapun yang terjadi di sekolah, jangan takut
untuk terus melangkah ke masa depan. Apapun yang terjadi di sekolah, jangan
pernah merasa benci pada orang-orang di dalamnya. Sama seperti kita yang juga
tak sempurna, anggota sekolah kita juga memang tak sempurna. Meski itu fakta
yang sulit diterima, namun itulah kenyataan yang sebenar-benarnya, bahwa
sesungguhnya tidak ada dari kita yang bisa melakukan segala hal. Seorang
pengarang lain pernah mengatakan: “Tidak ada waktu mangharapkan hal-hal yang
tidak kita miliki. Kita cuma bisa mencari jalan terbaik untuk bertarung sesuai
kemampuan yang kita miliki, untuk seumur hidup kita”.
Jadi
bagi saya, meski ada dinding yang tak dapat saya tembus, meski ada penghalang
yang tak bisa saya lalui, saya akan tetap berusaha sebaik mungkin untuk seumur
hidup saya. Umur manusia yang pendek ini ingin saya maksimalkan agar tak ada
sesal di kemudian hari. Dan saya menemukan bahwa sekolah bisa memberikan saya
tempat untuk itu. Di sekolah saya bisa mengalami berbagai pengalaman baru yang
tak pernah saya rasakan atau ketahui sebelumnya. Di SMP Santa Maria Surabaya
ini, saya menemukan inspirasi hidup yang tak pernah saya pikirkan sebelumnya.
Meski melelahkan, meski harus mengorbankan banyak hal, meski terasa sakit yang
tak terelakkan, sekolah telah membuat saya berkembang sejauh ini. Pengalaman
yang pahit bisa membuat orang menjadi makin kuat dalam menghadapi hidupnya,
hingga ia puas dengan apa yang telah bisa dilakukannya.
Sekarang, apa alasamu pergi ke
sekolah?
Profil Guru
PROFIL GURU
SMP SANTA MARIA SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2012-2013
1. Suster Magdalena Lian, OSU, M.Pd. : Kepala
Sekolah
2. Dra.
Regina Aso Bao : Guru IPS
3. Dra.
Margaretha Sri Rahayu : Guru Biologi
4. Dra.
Agnes Niken Pusporini : Guru Ketrampilan Elektronika
5. Dra.
Bernadetha Tay Meno : Guru Bahasa
Indonesia
6. Supadiah Hananta, BA. : Guru Fisika
7. Ken Marhaeni, S.Pd. : Guru Bahasa
Inggris
8. Theresia
Nunik Dwi Hartanti, S.Pd. : Guru BK
9. Martha Sawitri Handayani, S.Pd. : Guru
Matematika
10. Maria Kristina Widyasrini, S.Pd. : Guru Agama
11. Yuliana
Ratna Indarti, S.Pd. : Guru IPS
12. Ignatius
Suhari, S.Pd. : Guru Bahasa Indonesia
13. Martinus Ekonugroho, S.S. : Guru PKn
14. Ignatius
Heri Kristiono, S.Pd. : Guru
Matematika
15. Atik Dyah Meirawati Rejeki, S.Pd. : Guru Fisika
16. Vinsensius Kusnu Widodo, S.Pd. : Guru Penjas
17. Benediktus
Kusdinarto, S.S., S.Pd. : Guru BK
18. Lucia Dewi Nusantara, S.Pd. : Guru Biologi
19. Agusta Entin Friari, S.Psi. : Guru BK
20. Ratna
Dewi, S.Pd. : Guru Penjas
21. L.
Yakobus Weruin, S.Pd. : Guru Seni
Musik
22. Yohanes
Wahyu Agung Widodo, S.Pd. : Guru
Matematika
23. Suriya Atmaja Hanun, S.E., S.Kom. : Guru TIK
24. Christine Bertha Hehakaya, S.Pd. : Guru Ketrampilan Tata Boga-Busana
25. Maria Darmajani : Guru Seni
Tari
26. Leonardus
Purnawan Wicaksono, S.Sn. : Guru Seni
Karawitan
27. Maria
Agatha Dinda : Guru Bahasa Inggris
28. Kristanti : Guru Keterampilan Tata Boga-Busana
29. Bu
Ita : Guru Bahasa
Indonesia
Rabu, 07 November 2012
Galeri Foto
GALERI FOTO
SMP SANTA MARIA SURABAYA
Suasana upacara Hardiknas 2012
Suasana Final Party JRBL 2012 : Sanmar vs Vita
Upacara penerimaan siswa baru (MOPDB)
Ayo, SKJ bersama!
Lab. Komputer
Berita Terkini
BERITA TERKINI
SMP SANTA MARIA SURABAYA
SMP Santa Maria Surabaya terus mengajukan berbagai acara
yang beragam. Setelah beberapa saat lalu ada event JRBL yang menghebohkan,
sekarang ini SMP Santa Maria Surabaya sedang bersiap menyambut Hari Pahlawan
yang akan jatuh pada tanggal 10 November 2012 (10/11/12). Para siswa pun sudah
diberi edaran yang menyatakan bahwa pada tanggal 9-10 November, siswa-siswi
diminta mengenakan pakaian ala pejuang. Sekolah pun sangat mendukung dan bahkan
menyetel lagu nasional Indonesia setiap hari ketika istirahat.
Berita lainnya datang dari perayaan Natal. Tahun ini, SMP
Santa Maria Surabaya mengumpulkan aksi natal berupa barang-barang kebutuhan
sehari-hari dalam jumlah bebas, namun teratur. Bedanya, hanya kelas 7 dan 9
yang aksi natalnya sama, sedangkan kelas 8 mengurus sendiri aksi natal
jenjangnya. Meski banyak menuai protes dari siswa, akhirnya aksi natal ini
berjalan dengan cukup lancar.
Selain itu, ada kabar bahwa pada akhir bulan Januari
2013, SMP Santa Maria Surabaya akan mengadakan lomba keroncong tingkat SD dan
SMP se-Jawa Timur! Meski tuan rumah tak boleh ikut lomba, anggota keroncong
tetap semangat latihan agar tampil maksimal ketika mengisi acara nanti.
Fasilitas
FASILITAS
SMP SANTA MARIA SURABAYA
Sebagai sebuah sekolah di perkotaan, SMP Santa Maria
Surabaya memiliki berbagai fasilitas yang digunakan untuk menunjang pelajaran
para siswanya. Saat ini, komplek SMP menempati gedung yang sama dengan SMA
Santa Maria Surabaya. Wilayah SMP meliputi seluruh lantai 1 kecuali beberapa
daerah yang adalah milik SMA, serta beberapa laboratorium di lantai 2. Selain
itu, ada juga aula di lantai 4 yang boleh dipinjam oleh baik SMP maupun SMA.
SMP Santa Maria Surabaya memiliki total 15 kelas,
berurutan dari kelas 7A di bagian paling selatan, terus ke utara dan bercabang
hingga kelas 9E di bagian timur sendiri. Setiap kelas dilengkapi dengan meja
dan kursi sesuai jumlah siswa, atau bahkan lebih. Sebuah meja guru terletak di
pojok kanan depan kelas, dan juga ada sebuah lemari kecil untuk menyimpan data
kelas di sampingnya. Papan tulis berupa whiteboard beserta perlengkapannya
seperti spidol dan penghapus papan tulis telah disediakan dan dapat ditukarkan
bila habis. Setiap kelas selain dilengkapi AC (air conditioner) juga telah dilengkapi dengan layar proyektor dan
LCD proyektor masing-masing. Sebuah bendera Merah Putih Indonesia pun
senantiasa berkibar di ujung ruangan.
SMP Santa Maria Surabaya pun memilih guru-guru yang
berkualitas untuk mengajar peserta didiknya. Sebuah ruang guru yang nyaman
telah disediakan bagi para guru, terkecuali tiga wakasek yang memiliki ruangan masing-masing
serta tiga guru BK yang memiliki sebuah ruangan tersendiri. Kepala sekolah pun
memiliki ruangan tersendiri di bagian tenggara. Ada juga ruang tata usaha di
samping ruang guru.
Untuk menunjang pembelajaran siswa, ada cukup banyak
ruangan yang khusus digunakan dalam mata pelajaran tertentu. Pelajaran
Karawitan, Tari, Biologi, Fisika, Bahasa Inggris, Seni Musik, Komputer
(T.I.K.), Tata boga-busana, serta Elektro adalah beberapa pelajaran yang memiliki
ruangan tersendiri, lengkap dengan segala kebutuhan yang diperlukan siswa dalam
pelajaran tersebut. Untuk pelajaran olahraga dan senam pagi yang diadakan
setiap Sabtu, lapangan tersedia di bagian samping belakang sekolah. Selain itu,
untuk membina murid yang bermasalah, telah dibangun ruang BP baru. Perpustakaan
serta kantin juga telah disediakan, lengkap dengan buku-buku terbaik dan
makanan-makanan sehat. Siswa pun bisa menggunakan fasilitas fotokopi dan
printer di perpustakaan. Selain itu, ada juga fasilitas WiFi yang bisa
digunakan siswa.
Tersedia juga berbagai macam ekstrakurikuler yang dapat
dimanfaatkan untuk menyalurkan hobi siswa serta telah diberi fasilitas yang
cukup lengkap, seperti DuLink (Duta Lingkungan), MIPA, Band, Tennis meja, dan
masih banyak lagi.
Visi dan Misi
VISI dan MISI
SMP SANTA MARIA SURABAYA
Visi:
Komunitas pembelajar yang kritis, kreatif, dan
inovatif, serta mampu mengintegrasikan ilmu, iman, dan nilai-nilai kemanusiaan
seturut semangat Santa Angela.
Misi:
Sebagai lembaga pendidikan (institute of education), sekolah Ursulin menyelenggarakan
pendidikan yang berkualitas dan terpadu, menyiapkan peserta didik ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dan siap bermasyarakat.
Sebagai komunitas pembelajar (community of learning), sekolah Ursulin mengembangkan potensi dan
keterampilan secara kritis, kreatif, dan inovatif.
Sebagai sekolah katolik (catholic school), sekolah Ursulin menanamkan semangat Santa Angela
pada setiap pribadi agar mampu mengintegrasikan ilmu, iman, dan nilai-nilai
kemanusiaan untuk menjawab tantangan zaman dan mewujudnyatakan SERVIAM dalam
kehidupan sehari-hari.
Sebagai sekolah Ursulin Indonesia (Ursuline School in Indonesia), sekolah
Ursulin menanamkan kecintaan pada budaya, bangsa, dan tanah air Indonesia,
dengan menghargai pluralitas budaya dan agama, serta membangun kepedulian
terhadap sesama dan alam ciptaan.
Sebagai bagian dari Ursulin Internasional (International Ursuline), sekolah Ursulin
Indonesia meningkatkan kerjasama dengan alumni dan sekolah-sekolah Ursulin,
baik di Indonesia maupun di tingkat internasional, khususnya di Asia Pasifik.
Profil
PROFIL
SMP SANTA MARIA SURABAYA
SMP Santa Maria Surabaya
Alamat : Jl. Raya Darmo
No. 49, Kecamatan Tegalsari, Kelurahan Dr. Soetomo,
Surabaya
(60265)
Telp: (031) 5677890, 5684408
Fax: (031) 5667840
NSS : 204056003018
NPSN : 20532492
Status : Swasta
Akreditasi : A
Kepala Sekolah 2012-2013 :
Sr. Magdalena Lian, OSU, M.Pd.
Yayasan : Paratha Bakti
Sejarah :
Sejarah SMP Santa Maria Surabaya dimulai dari
kedatangan 5 Suster Ursulin ke Surabaya
atas permintaan Pastoor Van dn Elsen, SJ, pada tanggal 14 Oktober 1863.
Suster-suster Ursulin pada awalnya membangun komunitas di Kepanjen, berupa
Sekolah Dasar (1863), Sekolah Ketermapilan Putri (1874), Sekolah TK (1877), dan
Sekolah Pendidikan Guru (1880). Sekolah ini awalnya didirikan hanya untuk
murid-murid berkebangsaan Belanda. Seiring dengan terjadinya perluasan kota
(menuju ke arah Selatan Surabaya), maka biara Ursulin Kepanjen mendirikan
fillialnya di Jalan Kupang (sekarang bernama Jalan Raya Darmo). Pembangunan gedung dimulai tgl. 27 Februari
1920 dan berakhir pada tahun 1924. Selain biara, didirikan pula sekolah-sekolah
secara bertahap untuk menyediakan sekolah menengah dan kejuruan yang bermutu
(dengan Kurikulum Belanda). Pembangunan sekolah dimulai dari HBS kelas 1 pada
bulan Juli 1920, menyusul sekolah-sekolah lainnya pada tgl. 26 Juni 1922. Di
sekolah ini anak perempuan Eropa, anak perempuan pribumi kalangan atas dan
anak-anak perempuan Indonesia dididik. Pada
tgl. 10 Maret 1942 Surabaya diduduki tentara Jepang. Sebagai perintah dari
pembesar Jepang, maka pada permulaan tahun 1943 semua sekolah harus ditutup,
termasuk sekolah di Jalan Kupang ini. Para suster Belanda ditahan di kamp
tahanan, sedangkan 4 suster lainnya diungsikan ke pastoran, Rumah Sakit dan
Panti Asuhan sambil bertugas mengawasi dan merawat sebisanya biara di Jalan
Kupang.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 (kemerdekaan Indonesia),
para suster yang ditahan dibebaskan dan mereka kembali ke Jalan Kupang pada
tanggal 3 Oktober 1945. Namun karena situasi belum aman (menghadapi tentara
Inggris yang datang ke Surabaya), maka tidak berapa lama kemudian para suster
diungsikan kembali ke Singapura. Duta besar dari Swiss dan beberapa pemuda
meminta agar suster-suster Ursulin Kupang secara sementara meminjamkan
tempatnya untuk Tentara Indonesia yang akan digunakan sebagai basis para pemuda
sekaligus tempat peristirahatan anggota-anggota pasukan BKR (Badan Keamanan
Rakyat) Pelajar Staf I. Juga sebagai tempat pembentukan BKR pelajar di bawah
pimpinan mas Iswan (TRIP).
Para biarawati baru kembali lagi dari pengungsian pada
tanggal 6 April 1946 ke Biara Kupang. Namun ternyata bangunan benar-benar dalam
kondisi memprihatinkan, rusak berat dan tidak terawat. Renovasi dilakukan tahap
demi tahap. Sekolah-sekolah yang sudah ditutup dibuka kembali. Largere School
(SD) dibuka kembali pada akhir April 1946 dengan jumlah 143 murid. Kemudian
pada tanggal 1 Agustus 1948 SMP Santa Maria resmi dibuka. SMP Santa Maria
merupakan pioneer yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar (sebelumnya
adalah bahasa Belanda). Sesudah kemerdekaan, maka sekolah di Kupang (Darmo)
bisa diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Meski awalnya hanya diperuntukkan bagi siswa putri,
SMP Santa Maria Surabaya akhirnya menerima siswa putra juga pada tahun 1976. Pada
tahun 1951, SMP Santa Maria mengikuti Ujian Negeri yang diselenggarakan untuk
pertama kalinya oleh Pemerintah di seluruh Indonesia. Pada tanggal 9 Mei 1952,
SMP Santa Maria kembali mengikuti Ujian
Negeri yang kedua, dengan jumlah kelulusan mencapai 75%. Suatu prestasi
yang sudah cukup baik pada masa itu. Prestasi SMP Santa Maria semakin
dibanggakan baik secara akademik maupun non akademik. Salah satunya adalah pada
tahun 1968, SMP dan SMA Santa Maria membentuk kelompok Drumband yang bisa
berkiprah sampai tingkat nasional.
Pada tanggal 7 September 1985, setelah melalui proses
akreditasi, SMP Santa Maria mendapat status DISAMAKAN. Sampai saat ini SMP
Santa Maria dapat mempertahankan status tersebut dengan TERAKREDITASI A.
Langganan:
Postingan (Atom)