Sebenarnya, Mengapa Kita Bersekolah?
Sekolah.
Bagi kita kaum pelajar, kata itu pasti muncul setiap hari. Tak peduli itu hari
biasa atau hari libur, tak pernah kita bisa melupakan masalah sekolah. Sekolah
memang dipenuhi hal-hal menyenangkan yang pantas diingat, seperti kebersamaan
kita dengan teman-teman, makanan yang enak di kantin, atau bahkan aura di
sekolah itu sendiri. Tak jarang juga, kita justru mengingat hal-hal menyusahkan
tentang sekolah; tugas-tugas yang menumpuk, guru-guru yang tak sejalan dan
membosankan, atau mungkin perselisihan dengan teman sekolah.
Kalau begitu, sebenarnya, mengapa kita
pergi ke sekolah?
Coba
saja pikirkan. Bila memang ingin, kita bisa dengan mudah membolos dari sekolah
dan terhindar dari berbagai tugas yang berat itu. Namun, setiap pagi, kita
tetap saja melangkahkan kaki kita keluar rumah dan menuju ke sekolah. Apakah
ini karena kebiasaan? Atau karena rasa takut dan sungkan kita pada orang tua
yang telah merawat kita hingga sekarang? Ataukah karena kita memang ingin pergi
ke sekolah dan menikmatinya, dengan segala tanjakan dan turunannya? Pikirkan lagi, mengapa kita pergi ke sekolah?
Bagi
saya, memang saya dapat dengan mudah membolos hingga berkali-kali. Namun hingga
sekarang, saya tetap ingin pergi ke sekolah, meski saya tahu bahwa akan ada
banyak kejadian di sekolah yang tidak menyenangkan. Saya pun mulai
bertanya-tanya, mengapa saya tetap masuk sekolah?
Ketika
saya sakit dan tak bisa masuk sekolah beberapa hari, saya mulai memikirkan ini.
Untuk masalah tugas, saya bisa bertanya pada teman. Bila masuk pun, belum tentu
ilmu dan kemampuan saya bertambah. Bukankah lebih enak berada di rumah? Atau
mengikuti homeschooling yang tak
seberapa berat? Saya bisa tidak perlu menghadapi ulangan mendadak, atau
kemarahan dan omelan guru yang terkadang tidak bisa dimengerti, atau juga
perselisihan dengan teman-teman.
Bukankah kehidupan yang kita tunjukkan di sekolah tidak jarang merupakan
gambaran yang kita ciptakan dan bukan diri kita sesungguhnya? Namun, mengapa
saya tetap ingin masuk sekolah?
Mungkinkah
ini agar saya bisa bertemu teman-teman dan sahabat? Atau agar saya bisa
merasakan masa-masa SMP seperti anak lain? Atau agar hidup saya tak menjadi
hampa dan membosankan tanpa adanya pencobaan berarti? Namun ini tidak menjawab
pertanyaannya: mengapa saya tetap ingin pergi ke sekolah hingga saat ini?
Saya
yakin setiap kita memiliki jawaban yang berbeda-beda. Mungkin ada yang pergi ke
sekolah hanya karena disuruh dan takut dihukum jika tak menuruti. Mungkin ada
yang masuk sekolah untuk bertemu dan bersenang-senang dengan teman-temannya.
Mungkin ada yang kesepian karena tak ada seorang pun di rumahnya. Mungkin juga
karena ingin menambah ilmu bersama teman dan guru. Mungkin ada juga yang
berusaha sekeras mungkin belajar dan beradaptasi di sekolah agar mendapat
pujian dan dapat membanggakan. Tetapi, mengapa saya tetap melakukannya?
Bagi
saya pribadi saat ini, saya tetap pergi ke sekolah karena ego saya. Saya tidak
bisa tahan bila ada yang berdiri di depan saya, bahwa banyak sekali orang telah
melaluinya dan tak menyerah hingga dapat meraih sukses, namun saya dengan
mudahnya membuang kesempatan itu. Tidakkah sekolah itu menyenangkan? Ada yang
menjawab iya dan ada yang tidak. Itu semua tergantung cara pandang kita
terhadap dunia, dimulai dari lingkup sekolah yang kita jalani tiap hari. Bagi
saya, sekolah penuh dengan tantangan. Bagaimana saya menantang diri saya
sendiri untuk dapat mengakui orang di atas, untuk dapat menahan diri mendebat
perkataan guru yang tidak sesuai dengan saya, untuk dapat menyelesaikan
segalanya dengan memuaskan sehingga saya sendiri puas. Sebuah novel pernah
menuliskan: “Hate not, Fear not”. Apapun yang terjadi di sekolah, jangan takut
untuk terus melangkah ke masa depan. Apapun yang terjadi di sekolah, jangan
pernah merasa benci pada orang-orang di dalamnya. Sama seperti kita yang juga
tak sempurna, anggota sekolah kita juga memang tak sempurna. Meski itu fakta
yang sulit diterima, namun itulah kenyataan yang sebenar-benarnya, bahwa
sesungguhnya tidak ada dari kita yang bisa melakukan segala hal. Seorang
pengarang lain pernah mengatakan: “Tidak ada waktu mangharapkan hal-hal yang
tidak kita miliki. Kita cuma bisa mencari jalan terbaik untuk bertarung sesuai
kemampuan yang kita miliki, untuk seumur hidup kita”.
Jadi
bagi saya, meski ada dinding yang tak dapat saya tembus, meski ada penghalang
yang tak bisa saya lalui, saya akan tetap berusaha sebaik mungkin untuk seumur
hidup saya. Umur manusia yang pendek ini ingin saya maksimalkan agar tak ada
sesal di kemudian hari. Dan saya menemukan bahwa sekolah bisa memberikan saya
tempat untuk itu. Di sekolah saya bisa mengalami berbagai pengalaman baru yang
tak pernah saya rasakan atau ketahui sebelumnya. Di SMP Santa Maria Surabaya
ini, saya menemukan inspirasi hidup yang tak pernah saya pikirkan sebelumnya.
Meski melelahkan, meski harus mengorbankan banyak hal, meski terasa sakit yang
tak terelakkan, sekolah telah membuat saya berkembang sejauh ini. Pengalaman
yang pahit bisa membuat orang menjadi makin kuat dalam menghadapi hidupnya,
hingga ia puas dengan apa yang telah bisa dilakukannya.
Sekarang, apa alasamu pergi ke
sekolah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar